MENGHITUNG PERUBAHAN ENTALPI
Link
Download: Menghitung Perubahan Entalpi.pdf
Pendahuluan
Setelah mengetahui
nilai entalpi dapat berubah, beserta berbagai kategorinya, maka perlu diketahui
cara mencari besar perubahan tersebut, sehingga dapat diukur kekuatan sebuah
reaksi.
Macam-Macam
Cara Pengukuran
Secara umum,
upaya pencarian dapat dibagi menjadi dua jenis: eksperimen dan teoritis. Bila
dijabarkan, ada 4 metode yaitu:
1.
Eksperimen
2.
Berdasarkan
hukum Hess
3.
Menggunakan
data entalpi pembentukan standar
4.
Menggunakan
data energi ikatan
Semuanya akan
dijabarkan satu-persatu.
1.
Eksperimen
Alat yang
digunakan untuk mengukur perubahan entalpi disebut kalorimeter.
Alat ini membuat sistem terisolasi, sehingga dapat mengukur dengan tepat. Ada 2
jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter bom dan yang sederhana.
Kalorimeter bom
adalah kalorimeter yang menggunakan bilik pemantik
untuk membakar benda padat yang akan diuji. Di luar tempat pembakaran
diisi air (atau larutan lainnya). Perubahan entalpi dilihat mengikuti perubahan
suhu. Maka, besar perubahan entalpi dihitung dengan:
Dimana
dan
Kalorimeter sederhana, berbeda dengan bom, tidak melakukan pembakaran, namun
hanya mengisolasi larutan yang bereaksi dan
membiarkannya bereaksi sementara perubahan suhunya diukur. Besar perubahannya
dihitung dengan:
Kapasitas
kalorimeter dapat diabaikan, karena kapasitas panasnya kecil.
Catatan:Ingatlah
bahwa cair= 4.18 J/gK~4.2 J/gK, walau K(kelvin) dapat disamakan dengan C(celcius)
tanpa memakai perubahan nilai.
2.
Berdasarkan hukum Hess
Hukum Hess menyatakan bahwa reaksi dapat terdiri dari penjumlahan beberapa reaksi lain. Maka, besar perubahan entalpi akan sama, baik jika reaksi berlangsung 1 tahap atau melalui tahap lainnya. Maka:
Hukum Hess menyatakan bahwa reaksi dapat terdiri dari penjumlahan beberapa reaksi lain. Maka, besar perubahan entalpi akan sama, baik jika reaksi berlangsung 1 tahap atau melalui tahap lainnya. Maka:
Dimana
n adalah tahapan reaksi ke-n
Contoh:
Perhatikan
reaksi pada diagram berikut!
S(s)
+ 3/2 O2(g) -> SO3(g) ΔH=-395.7 kJmol-1
SO2(g)
-> S(s) + O2(g) ΔH=+298.6 kJmol-1
+
SO2(g)
+ O2(g) -> SO3(g) ΔH=-98.8 kJmol-1
3.
Menggunakan data entalpi pembentukan standar
Cara ini adalah turunan dari hukum Hess. Cara ini melihat nilai entalpi pemecahan dan penyatuan dari masing-masing senyawa. Data Hof dapat digunakan pula untuk mengetahui besar perubahan entalpi. Perhatikan diagram berikut:
Cara ini adalah turunan dari hukum Hess. Cara ini melihat nilai entalpi pemecahan dan penyatuan dari masing-masing senyawa. Data Hof dapat digunakan pula untuk mengetahui besar perubahan entalpi. Perhatikan diagram berikut:
ΔH1
adalah entalpi penguraian CaO
ΔH2
adalah entalpi penguraian H2SO4
ΔH3
adalah entalpi pembentukan CaSO4
ΔH4
adalah entalpi pembentukan H2O
Maka, ΔH
dihitung dengan:
Catatan:
Ingatlah bahwa nilai ΔHof adalah kebalikan dari ΔHod.
Berlaku sebaliknya
4.
Menggunakan data energi ikatan
Setiap ikatan antara satu atom dengan atom lainnya pada senyawa
memiliki nilai
energi ikatan
tertentu.
Nilai ini menyatakan
kekuatan ikatan, sehingga tidak terpengaruh
pada perubahan yang terjadi pada senyawa (terbentuk atau terurai).
Dilambangkan dengan D.
Untuk
menghitung nilai ΔH pada suatu senyawa, lihat ada berapa banyak ikatan yang
ada. Ikatan rangkap tetap dihitung sebagai satu. Ingat juga bahwa satu atom yang memiliki banyak pasangan dapat dihitung
beberapa kali. Contoh, bila terjadi reaksi hingga CH4 pecah
dan DC-H=410 kJmol-1. Gambarlah diagramnya, maka anda
melihat bahwa C berikatan dengan 4 atom H. Maka, ΔH dalam proses ini adalah
ΔH=4 x 410 = 1640 kJ mol-1 (ingat, ada 4 ikatan C dengan H).
Total
nilai ΔH dihitung dengan :
Berikut
beberapa nilai D:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar